Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2016

Maimun, Maimunah… (Medan Itu Bukan Batak, Medan Itu Miniaturnya Indonesia)

Tak habis-habisnya aku memujamu, bangunan Melayu tua kebanggaan kota besar ketiga di Nusantara ini. Jika sekilas memandang dari luar mungkin orang tidak tertarik menapakkan kaki ke dalam, didukung halaman dan taman yang jauh terkesan dari perawatan. Tapi karena rasa penasaranku dengan salah satu saksi bisu bahwa Kota Medan ini adalah tanah kerajaan Melayu dulu maka aku merelakan waktuku bakal sia-sia memasuki bangunan yang hampir semua berlapiskan kuning emas ini. warna kemegahan suku Melayu. Sungguh salah kaprah aku. Racikan desain interior perpaduan tradisi Islam dan kebudayaan Eropa membuat mulutku sering ternganga terkesima melihat karya luar biasa itu. Garis lengkung menawan di berbagai sisi bangunan begitu sempurna dihiasi bagian plafon, tiang dan dinding yang hampir tak secuilpun polos tanpa lukisan rumit yang kaya warna. Lampu gantung begitu temaram menciptakan suasana terasa eksotik. Subhana Allah!!             ...

Love Square

Argghhh!!! Teriak kecilku dengan durjananya menekan perpaduan  control A + del keypad  laptopku Begitu beringas. Tidak pernah aku seburuk ini, begitu buntunya relung imajinasiku melahirkan janin kisah baru menyempurnaan sekuel cerita sebelumnya. Biasanya seminggu sebelum  deadline  menuntut sekelumit ide baruku, karyaku sudah nyaris siap publish   dengan sedikit editan pemanis saja. Saat ini tulisanku memang sedang jaya- jayanya merajai majalah Simponi, mediadwi mingguan, kiblat majalah remaja tersohor di kota ini. “Love Square” , cerita bersambung layaknya menu wajib yang paling dinanti pecinta majalah ini,  produk yang hampir gagal setelah sebelumnya telah ditolak beberapa media. Aku pastikan ini kesalahan terbesar mereka menyia-nyiakan topik yang selalu ditungg,  kejutan apa yang akan dihidangkan di setiap episodenya. Parahnya lagi, Andrea, penghuni kamar sebelah memamfaatkan momen ini dengan keisengannya menciptakan akun twitter...