Begu Ganjang, antara Horor dan Kesenjangan Sosial
Fenomena begu ganjang emang masih menghantu i beberapa daerah tertentu di Tapanuli sana.
Begu Ganjang atau Si Gumoang itu layaknya hantu suruan dari pemeliharanya untuk memperoleh harta tapi dengan menjadikan orang lain sebagai tumbal.
Sudah banyak artikel yang memaparkan seluk beluk dan asal muasal keberadaan begu ganjang itu.
Tapi disini aku tidak akan terlalu membahas kesana, tapi lebih ke kebenarannya.
Aku tertarik dengan keganjilan yang ada,
Dari hasil penelitian dan berbagai sumber yang ada, menurut ku pemilik Begu ganjang itu biasanya kaya raya sehingga dituduh telah melakukan perbuatan musyrik.
Disamping itu banyaknya kematian di sekitar kampung semakin memdukung tuduhan tersebut,.
Tapi kalau ditinjau lebih lanjut, sebagai umat beragama, menurutku Begu gabjang itu tidak ada.
Sebagai mahluk Tuhan harus bisa menang melawan Begu ganjang tersebut.
Begu ganjang itu sebenarnya tidak lebig dari penjelmaan kecemburuan sosial terhadap orang yang terpangdang di kampung tersebut.
Begitu juga dengan angka kematian yang tinggi, akibat kesadaran masyarakat akan kesehatan masih rendah.
Terutama ibu hamil yang jarang periksa kehamilannya.
Jadi begy ganjang memang ada dan begu ganjang itulah kecemburuan sosial masyarakat dan tingkat kesadaran akan kesehatan yang rendah.
Dari kesipmpulan ini, aku tertari ingin membuat sebuat karya yang mebuat semau orang bahwa Begu ganjang hanya pelampiasan Masyarkat karena ketidakmampuan mereka.
Mulai dari hal kecil, aku sedang membuat sebuah Cerita Pendek mengenai Begu ganjang, dan jika berhasil, saya akan melanjutkannya dalam bentuk novel dengan menambah intrik budaya batak dan keindahan danau Toba,
Bisa saja ini menjadi benih Film nanti, siapa tau.
Kita lihat saja nanyi,....
Komentar
Posting Komentar