Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2012

Tiga Puisi, dalam (Tahun, daerah, Pendididkan) berbeda dengan Orang yang sama

                                                                             Triple Poem,. Bodohhhhhhhh!! Kubernafas dalam gelapnya malam Menghancurkan matahari yang lelah Kembali pada suatu hari yang terlahir Membawa harapan muda dan baru             Mencoba membalikkan cermin jiwa             Kutetap dalam nadi keterpurukan             Bagai bintang buruk             Kujatuh lebih cepat tersungkur Berdiam penuh dalam kekosongan Seolah hidup mengukir nisan Tak pernah ku sehancur ini. Serasaku lebih laknat dari sampah (Porsea, 2005)  Sukses Besar Koruptor Tanah airku sekarat setengah nyawa kulit arinya tersayat bilah-bilah dosa Gerogoti ulu hati bangsa Terkapar menanti kilatan ajal             Corong korupsi hancurkan perawan bumi             meremas tiap lekuk tubuhnya Bulir bala tertanam dirahim bumi Membuncit penuh jeritang rakyat Bersalin muntahkan lahar melarat Gelegar rintihnya robekkan langit Menggelepar koyakan luka

Coffee, a Cup of Love

Gambar
Coffee itu enak, nikmat dan mengandung cita rasa yang kadang tidak bisa dicipratkan dengan rangkaian kata. Coffee itu mungkin terlihat sederhana, tumbuh di pegunungan, pedesaan dan di konsumsi hampir semua orang tanpa memandang kasta. Itu yang aku suka dari Coffee, bahkan telah jutaan manusia ditopang kehidupannya oleh Coffee. Coffee,. Bahkan dalam masa kecilnya, yang bahkan belum mengerti itu cinta, Coffee sudah pandai membuat si dia special. Bahkan parahnya, dia melupakan itu. You forget loving her. Reguler, gadis cantik di kampung yang menjadi pujaanmu , masih dengan umur yang tak lebih dari 60 bulan. Baru tumbuh, belum berbunga, apalagi berbuah. Coffee tahu kisah itu dari cerita Pria yang telah merawat Coffee, menanam hingga tumbuh dan lahir di dunia ini. Pria itu sesekali terpingkal- pingkal melihat antara kepolosan dan kenakalan Coffee kala itu. Coffee juga tersipu malu mendengar cerita itu. Menginjak bangku Sekolah Dasar, Coffee semakin tumbuh berkembang. Kali ini dia